TUMPENGAN, JADI AGENDA RUTIN PADEPOKAN KAMI
Hari ini, hari Jumat.
Entah
ini hari jumat ke berapa kalinya saya melaksanakan shalat Jumat di Masjid Al
Muhajirin di Jalan Bendungan Sigura-gura Malang, dekat dengan Kampus Institut
Tehnologi Nasional (ITN) Malang.
Iya, minimal 2 kali jumatan tiap bulannya saya jumat di masjid ini. Karena tiap dua minggu sekali saya selalu berada di kota Malang. Menjalankan salah satu kewajiban saya sebagai salah satu narasumber untuk hadir berbagi ilmu digital marketing di Grounded Business Coaching asuhan Coach DR. Fahmi. Sebuah program penempaan kepada ribuan pengusaha tanah air agar meraka mau bertumbuh dan berkembang lagi bisnisnya menuju level koorporasi, meninggalkan belenggu dan dinamika level UMKM.
Sepulang
dari jumatan, saya langsung menuju halaman gasebo belakang tempat pelatihan
tersebut, tempat pelatihan yang kami sebut sebagai Padepokan Sigura-gura. Bukan
Cuma saya yang tergesa-gesa menuju tempat ini. Ada wajah sosok lainnya yang
bersegera menuju kesana, lebih dari 100 orang.
Kami
bersegera karena harus menghadiri acara Pesta Tumpengan, sebagai simbolisasi
menjelang penutupan kelas yang sudah berlangsung sejak 4 hari lalu tersebut.
Namanya saja tumpengan, tentu di meja hidangan telah tersaji nasi tumpeng
berupa nasi kuning yang dibuat mengerucut dengan hiasan dekoratif aneka hiasan
dari sayuran dan bumbu dampu yang dibuat secara khusus. Tak lupa nasi tumpeng
itu juga di bagian dasarnya dikitari potongan ayam goreng, sambel, ikan asin,
tempe goreng, tahu goreng hingga lalapan yang menggoda selera, terlebih saat
lapar seperti saat ini. Sementara di ujung meja, juga telah tersaji kambing
guling yang sementara diputar-putar diatas bara api oleh kokinya. Makin menggoda.
Di
sebalah kanan meja, tersedia meja terpisah. Diatasnya tersaji jejeran buah
potong yang beragam, seperti semangka, nenas, melon dan pepaya. Disampingnya kirinya
juga tersaji buat segar lainnya seperti salak, manggis, duku dan pisang. Sementara
di samping kanannya tersaji mangkok kaca besar, dengan sendok bertangkai
didalamnya. Rupanya didalamnya tersedia es cendol dengan campuran cairan gula
jawa kental. Sungguh, ini makin menggoda.
Dulunya,
kalai masih sekolah di bangku Sekolah Dasar, saya kira tradisi nasi tumpeng ini
hanya ada dalam tradisi Suku Jawa saja. Namun seiring perjalan waktu, saya
akhirnya menemui dan memahami bahawa ternyata nasi tumpeng ini juga ada tradisi
Suku Betawi, Suku Badui, Suku Melayu, Suku Dayak, Suku Bugis Makassar dan
banyak suku lainnya di seluruh daratan Nusantara, Indonesia.
Kembali
ke cerita di Padepokan Sigura-gura tadi, suasana hening dan khidmad saat guru
kami Coach Fahmi memberikan sambutan tadi kini berubah menjadi riuh rendah oleh
para muridnya yang berular mengantri untuk memindahkan onggokan nasi tumpeng
tadi ke atas piringnya masing-masing lengkap dengan beraneka ragam lauk
tentunya. Saya sendiri berada di barisan terdepan, maklum saya tergolong senior
diantara mereka yang hadir. Di depan saya berdiri senior saya, Uda Rowan. Orang
Padang yang kini telah menetap di Bekasi.
Obrolan
kami tentu tak jauh dari menilai rasa dan citarasa nasi tumpeng yang sedang
kami kecap. Lauk, bumbu dan sayurannya juga kami komentari. Rupanya kami sepakat
kalo nasi tumpeng ini sangat nikmat, nasinya teksturnya lembut, enak dikecap
dan rasa kunyit (untuk pewarna nasinya) tidak terasa dilidah. Ayam gorengnya
juga nikmat disantap, dagingnya empuk dengan aroma lada hitamnya yang kental.
Pun dengan sambal juga sangat meningkatkan selera makan kami berdua. Tinggal es
cendol dan buahnya yang belum kami kecap, tunggu waktu yang tepat tentunya.
“Uda,
kalo di Jogja banyak loh yang jualan nasi tumpeng, tapi jarang yang rasanya
enak loh” selorohku ke Uda Rowan yang mulutnya tak hentinya mengunyah. Jahat
sekali saya bertanya disaat yang tidak tepat.
“Kalo
di Bekasi, ada gak bang tempat pesan nasi tumpeng yang enak” tanyaku kembali.
“Ya
adalah, itu ada punya tetangga Uda di Jakasampurna Bekasi baru, namanya Royal
Tumpeng” terang Uda Rowan sambil meletakkan sendoknya di piringnya yang isinya
sudah tandas.
“Akh
elu Uda, promosi terselebung dah” sergahku
“Akh
gak lah, emang enak kok. Kemarin pas ultah nenek aku, kami pesan nasi tumpeng
ke Royal Tumpeng kok” terangnya tak mau kalah
“Ooo,
ok deh Uda. Udah akh, mau saya ambilin es cendol gak nih” tanyaku memotong
“Gak
usah bang, ane lagi agak flu, gak boleh minum es dulu” jawabnya
saya yang dimaksud itu siapa kah min?
BalasHapus